Debat Cawapres, Keduanya Lebih Sibuk Dengan Ceramahnya Sendiri

0
357
Debat Cawapres 2019

Debat cawapres pada 17 Maret 2019 untuk pertama kali mempertemukan Ma’ruf Amin dan Sandiaga Uno. Debat kali ini bisa disebut bukan debat. Sepanjang pengamatan selama debat, kami hanya menangkap dua momen yang bisa disebut perdebatan. Selebihnya, masing-masing calon wakil presiden hanya monolog tentang program-programnya yang juga tidak baru-baru amat.

Ketika diberi kesempatan menanggapi, Ma’ruf Amin dan Sandiaga Uno jarang menggunakannya untuk benar-benar berdebat melainkan hanya bercerita tentang apa yang ingin mereka lakukan. Seperti menonton kampanye dua kubu dalam waktu bersamaan.

Perdebatan pertama baru terjadi di segmen ke-2 ketika keduanya menjawab pertanyaan panelis tentang tema pendidikan.

“Sementara ini memang dana riset terbagi di kementerian dan lembaga. Tetapi nanti akan kita satukan supaya menjadi satu koordinasi dan akan kami bentuk Badan Riset Nasional,” ujar Ma’ruf Amin menjawab pertanyaan soal komitmen untuk peningkatan riset.

“Menambah jumlah lembaga yang menangani bidang riset, menurut pemahaman kami nyuwun sewu Pak Kiai, menambah juga birokrasi,” bantah Sandi.

“Badan Riset Nasional bukan menambah lembaga-lembaga tapi mengefisienkan lembaga, menyatukan lembaga-lembaga yang ada menjadi satu lembaga yang menangani riset, karena itu penanganan riset menjadi lebih efektif,” jawab Ma’ruf.

Perdebatan kembali terjadi dalam sesi Debat Terbuka di segmen empat ketika ada pertanyaan soal “sedekah putih” dari Ma’ruf ke Sandi. Pertanyaan yang tentu sudah disiapkan sejak sebelum debat. Selama debat berjalan, Ma’ruf memang tampak berkali-kali melihat contekan.

Sedekah putih adalah salah satu program dari Prabowo-Sandi untuk mengatasi stunting. Ma’ruf sempat bilang bahwa program ini tidak tepat sebab membuat orang-orang salah sangka. Banyak yang mengira sedekah susu diberikan setelah ibu selesai menyusui, padahal gizi 1.000 hari pertama sejak kehamilanlah yang paling penting. Intinya, menurut Ma’ruf, program itu tidak relevan untuk memerangi stunting.

Sandi menjawab pertanyaan Ma’ruf dengan berbagi cerita tentang istrinya yang ASI-nya tidak lancar ketika menyusui anak bungsu mereka—Sulaiman. Istri Sandi tentu saja tak butuh sedekah susu. Sandi sebenarnya ingin bilang, sedekah putih ini akan berguna bagi para ibu yang tidak bisa memberikan ASI karena kondisi tertentu.

“Banyak sekali anak-anak seperti Sulaiman dan ibu-ibu yang lain juga mengalami kasus serupa dan di situlah kami ingin mengajak para kontributor, yang bisa menyediakan susu,” katanya.

Dari total empat pertanyaan panelis dan dua sesi debat terbuka, Ma’ruf dan Sandi hanya berdebat di dua topik itu, lembaga riset dan sedekah putih. Tiap ada kesempatan untuk membantah, keduanya lebih sibuk melanjutkan ceramahnya sendiri ketimbang menanggapi lawan debatnya. (INT)