Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD mengatakan Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo tetap menerima Bintang Mahaputera dari Presiden Joko Widodo meski tak hadir dalam acara penyematan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (11/11).
“Nanti dikirim oleh sekretaris militer. Beliau menyatakan menerima ini. Hanya tidak bisa hadir penyematannya,” kata Mahfud.
Sebelumnya, Presiden Jokowi diagendakan memberi penghargaan Bintang Mahaputera kepada 71 orang. Salah satunya eks Panglima TNI Jenderal Purn. Gatot Nurmantyo di Istana Negara, Rabu (11/11).
Namun, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono menyatakan Gatot telah mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo karena tak bisa hadir.
“Pak Gatot bersurat kepada Presiden tidak hadir. Isinya nanti bapak Menko Polhukam yang akan menyampaikan,” kata Heru dalam rekaman wawancara, Rabu (11/11).
Rencana pemberian Bintang Mahaputera kepada Gatot juga sempat menuai pertanyaan publik. Alasannya, selama ini Gatot kerap mengkritik pemerintah. Dia pun menjadi deklarator Koalisi Aksi menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang notabene kerap mengkritisi pemerintah.
Salah satu deklarator KAMI, Marwan Batubara menyebut penghargaan itu merupakan upaya pemerintah melemahkan semangat oposisi. Dia mengklaim sebagian besar anggota KAMI sepakat agar Gatot menolak pemberian penghargaan dari Jokowi.
“Pemberian penghargaan secara tiba-tiba dan timing tidak jelas, artinya memang ada motif tersembunyi atau cara untuk menaklukkan musuh,” kata Marwan saat dihubungi, Jumat (6/11).
Akan tetapi, Menko Polhukam Mahfud MD menjelaskan bahwa Bintang Mahaputera memang biasa diberikan kepada tokoh yang pernah menjabat sebagai pimpinan lembaga tinggi negara. Termasuk Gatot selaku mantan Panglima TNI periode 2015-2017.
(IN)