Gerakan Seribu Sehari

0
1324
Respon positif dan antusiasme terhadap komunitas Gerakan Seribu Sehari nampak sangat besar

 

Hanya dengan Seribu Sehari Bisa Bantu Sesama,
Hanya dengan Seribu Sehari Banyak Jiwa Terbantu
Seribu Makna dalam sekeping koin Seribu rupiah.

 

 

Jumat 9 Agustus 2019
Sebuah Komunitas Gerakan Seribu Sehari mengadakan aksi perdananya dengan membagikan sembako pada warga yang kurang mampu dan membutuhkan di Kelurahan Gedawang, Banyumanik, Semarang.

Sedekah dan berbagi dengan sesama adalah perbuatan baik yang harus terus dilakukan. Berbagi dengan sesama tak harus selalu dengan nominal yang besar dengan uang seribu pun seseorang bisa membantu sesama,hal ini yang sedang digalakkan komunitas Gerakan Seribu Sehari.

Pengumpulan dana dengan inisiator Meita diawali dengan ajakan positif pada sebuah grup komunitas facebook KABAR WONG BANYUMANIK (komunitas orang yang tinggal dan pernah tinggal di Banyumanik Semarang) dan dukungan admin serta moderator grup Rodjioen Widiantono dan Rachmi Rosanti yang secara gencar mengajak para anggota
grup komunitas yang kini berjumlah 13.237 tersebar di seluruh wilayah Indonesia bahkan luar negeri, lalu kemudian membentuk grup WA partisipan.

Setelah bantuan terkumpul, para pengurus menyalurkan bantuan tersebut pada pihak yang membutuhkan,dengan pendataan akurat di Kelurahan yang menjadi sasaran bantuan.
Sebagai sasaran perdana adalah Kelurahan Gedawang Banyumanik,namun ke depan akan terus berkembang ke seluruh penjuru kota Semarang.

Listyarini Meitasari, sosok penggagas aksi ini mengungkapkan, Ia tidak menyangka begitu respon positif dan antusiasme terhadap komunitas ini sangat besar, bahkan walikota Semarang, Hendrar Prihadi, S.E, M.M turut andil berpartisipasi.

Yang luar biasa lagi, yang kita galakan cukup sedekah seribu sehari saja, artinya sebulan 30 ribu, tetapi banyak yang memberi lebih dari itu, ungkapnya.

Seorang partisipan mengaku tergerak hatinya untuk ikut berperanserta dalam gerakan ini agar bisa menolong orang-orang yang sedang membutuhkan bantuan. “Komunitas ini simpel dan tidak bikin ribet, hanya buka saluran donasi yang kalau dipikir remah kan, hanya seribu, tapi dari seribu yang disumbangkan orang tersebut hasilnya luar biasa,” katanya.

Tak hanya senang karena bisa berbagi,mengaku bergabung dengan komunitas ini juga membantu dia agar bisa selalu bersyukur dengan apa yang sudah diberikan oleh sang pencipta.

“Dengan ikut turun dan memberikan bantuan, saya jadi dapat pelajaran bahwa kita yang masih bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari harus selalu bersyukur atas rezeki yang diberikan Allah. Sebab, masih banyak orang yang untuk makan saja harus pontang-panting,” katanya.

Listyarini Meitasari mengatakan hikmah dari kunjungan tadi adalah “Kita harus lebih banyak bersyukur dan koreksi buat kita juga bahwa kita selama ini belum maksimal peduli lingkungan sampai hal hal seperti ini banyak di sekitar kita.

Bayangkan… kita bisa makan berkecukupan… mau ke mal… mau jajan.. mau jalan jalan .. sementara ada perut yang lapar. Rumah yang bocor ..bahkan hampir rubuh.Kita banyak mengeluh…dagangan ga laku .kerja capek. Sementara mereka ga bisa keluhkan apa apa karena tidak punya apa apa. Kadang uang seribu tergeletak, kita ga pedulikan.. meremehkan.. sementara uang seribu bisa buat beli gorengan untuk ganjal perut mereka.”

Ditulis oleh Novie Soekodono, salah satu partisipan :
“Ketika kita lahir tidak membawa apa-apa dan akan dikebumikan kelak juga dengan tidak dengan membawa apa-apa, selain dibungkus selembar kain sederhana berwarna putih kafan. Dan kain kafan tidak bersaku.

Sebanyak apapun yang tergenggam oleh kita di dunia, kelak harus kita tinggalkan. Bekal kita hanyalah hal yang tidak kasat mata bernama amal perbuatan. Bahkan sekeping koin berkarat pun tak akan bisa kita bawa saat berpulang. Saya mengajak Anda untuk ikut ambil bagian untuk berbagi dengan sesama lewat gerakan sehari seribu. (INT)

https://chat.whatsapp.com/K8sKxMBwu2G4hZNs2ELR5D