Raup Potensi Miliaran dari Bertanam Porang

0
73

Porang kini tengah menjadi perbincangan hangat. Dahulu, tanaman jenis umbi-umbian ini hampir tak dilirik untuk dibudidaya. Bahkan di beberapa daerah, porang sering dianggap sebagai makanan ular. Namun kini umbi dari porang banyak dicari di pasaran luar negeri, seperti Jepang dan Korea. Tepung umbinya dipakai sebagai bahan baku kosmetik dan obat.

Di Madiun, semenjak dibudidayakan petani dari tahun 1970-an, porang menjadi komoditas tanaman perkebunan yang menjanjikan bagi petani setempat. Harga porang iris kering yang terus melonjak dari tahun ke tahun menjadikan banyak petani yang banting setir menanam porang.

Beberapa waktu lalu Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau pabrik porang saat melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Jawa Timur, Kamis (19/8). Tumbuhan liar ini bisa membuat banyak petani menjadi miliarder.

Menurut Jokowi, pabrik pengolahan porang milik PT Asia Prima tersebut memberi nilai tambah pada petani. Potensi porang bisa mencapai Rp 40 juta per hektare dalam masa tanam delapan bulan.

Ini sebuah nilai yang sangat besar. Pasarnya juga masih terbuka lebar,” ujar Presiden saat meninjau pabrik porang di kabupaten Madiun itu.

Jokowi mengatakan, porang memiliki potensi sebagai makanan masa depan. Hal itu mengingat porang rendah kalori, rendah gula, sehingga lebih sehat untuk masyarakat konsumsi.

“Saya tadi sudah menyampaikan ke mentan (menteri pertanian) agar kita betul-betul seriusi komoditas baru ini, komoditas porang, kita harap kita tidak ekspor porang dalam bentuk mentahan,” kata Jokowi.

Tak heran, porang semakin jadi primadona petani di Indonesia. Bagaimana tidak? Tanaman yang dulu dianggap sebagai tumbuhan liar bisa membuat banyak petani menjadi miliarder.

Alhasil, sekarang semakin banyak petani di sejumlah daerah yang membudidayakan porang. Apalagi, di pasar ekspor, umbi porang yang diolah jadi tepung banyak dicari.