Terkurung Dua Hari di Bawah Reruntuhan, Anak ini Selamat

0
24

Anak berusia 6 tahun bernama Azka Maulana Malik terkurung sekitar 48 jam di reruntuhan rumah orang tuanya yang ambruk akibat gempa Cianjur, namun akhirnya ia ditemukan dalam keadaan selamat.

Pada Rabu (23/11), Azka berhasil diselamatkan tim evakuasi di dalam reruntuhan rumahnya di Desa Rawa Cina, Kecamatan Cugenang, Cianjur, Jawa Barat.

“Beri ruangan, beri ruangan… kasih jarak, kasih jarak… kasih napas pak, oksigen pak,” kata tim evakuasi gabungan secara bergantian ketika Azka berhasil dikeluarkan dari puing-puing bangunan.

Tubuh anak berusia enam tahun itu terlihat dipenuhi debu dari reruntuhan. Pakaiannya juga kotor. Namun, tidak terdengar tangisan saat dia dievakuasi.

Dalam wawancara dengan media, M Eka selaku ayah Azka, mengatakan kondisi anak keduanya itu sudah mulai membaik, meskipun “belum 100% pulih”.

“Sudah bisa diajak berkomunikasi, bercanda-canda. Kadang-kadang ingat sama ibunya, dia nangis lagi, panggil-panggil lagi. Begitu saja,” kata Eka.

Eka mengenang momen ketika berjumpa dengan Azka, sesaat ketika bocah enam tahun itu diselamatkan dari timbunan reruntuhan.

“Langsung kontak dengan saya, panggil saya Appa. Saya bilang, ‘Ingat kan tahu siapa?’ Dia menjawab, ‘Appa’. Saya tanya lagi, ‘Ini angka berapa, ini berapa jari?’ Dia bisa jawab, ‘lima’. Tapi setelah itu dia sering tanya, ‘ mama mana?’.”

Padahal, ibunda Azka, Eti Suryati, dan neneknya ditemukan meninggal dunia di lokasi yang sama.

Eka menambahkan anak keduanya itu, sudah mengetahui “nama-namanya yang pernah dekat sama dia di rumah dulu”.

“[Tapi] kan kasihan terus-terusan diajak ngobrol. Karena ingatannya itu belum 100% pulih, karena benturan dari atas, dari benda berat,” lanjut Eka.

Eka tidak membayangkan anaknya masih hidup. “Iya, tapi dalam hati saya masih ada harapan,” katanya.

“Karena apa? Karena terus-terusan, saya kepikiran terus. Sampai hari ketiganya itu, malamnya itu sampai saya dibilang mimpi, nggak tidur, jam satu malam. Ada suara, panggil-panggil, [itu] anak saya.”

“Dalam mimpi dia bilang, ‘Appa sini, Appa ini ujang’. Makanya saya bangun,” lanjut Eka.

Malam itu, Eka langsung ke rumahnya yang sudah rata dengan tanah. Kemudian ia mengira-ngira posisi anaknya saat tertimpa reruntuhan.

“Karena saya tahu anak saya itu kalau tidak main, sehari-harinya di kamar, lihat dia nonton tv atau main gim,” kata Eka.

Setelah yakin posisi anaknya di reruntuhan tersebut, ia kemudian berkoordinasi dengan tim SAR untuk memprioritaskan pencarian di titik tersebut.

“Ini kayak ada ikatan batin,” ujarnya.