Peristiwa Afganistan menjadi “Warning” bagi Indonesia

0
11
Eksodus : 640 warga Afganistan panik melarikan diri dengan menggunakan pesawat kargo

Peristiwa kembalinya Taliban menguasai Afganistan setelah penarikan tentara Amerika Serikat disana menjadi peringatan bagi Indonesia bahwa mengelola negara tidaklah mudah. Namun Indonesia masih memiliki ideologi Pancasila yang bisa menjaga Indonesia dari kekacauan seperti yang terjadi di Afganistan.

Demikian disampaikan  Menko Polhukam Mahfud Md saat live Instagram bersama artis Daniel Mananta pada Selasa (17/8/2021) siang. Awalnya, Mahfud menjelaskan mengenai ideologi asing yang mulai mengganggu keutuhan Indonesia.

“Kalau bicara keutuhan kita sebagai bangsa, ideologi asing itu mulai mengganggu kita, karena sudah ada yang berpikir Pancasila ini sudah ndak cocok. Yang lebih cocok itu liberalisme. Ada lagi yang bilang tidak cocok, yang lebih cocok komunisme. Ada juga sekarang yang berkembang misalnya islamisme… apa namanya, islamic state, negara-negara agama. Nah, itu tantangan bagi kita,” kata Mahfud.

Mahfud lalu berbicara mengenai peristiwa yang terjadi di Afganistan. Dari peristiwa tersebut, kata Mahfud, ada sebuah peringatan bahwa mengelola negara bukanlah hal yang mudah.

“Tetapi saya kira peristiwa yang sekarang terjadi di Afganistan itu memberi warning kepada kita, hati-hati mengelola negara itu tidak mudah, begitu negara ini dulu dikendalikan oleh orang lain, dikendalikan oleh Amerika, begitu Amerika pergi, mereka hancur, mau hancur sendiri,” ujarnya.

Mahfud mengatakan Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia yang dapat mempersatukan segala perbedaan. Pancasila, sebut Mahfud, tidak mengurangi hak warga negara Indonesia untuk menganut kepercayaan menurut agama masing-masing.

“Nah, bagaimana kalau kita menjaga ketangguhan ini dengan tetap, mumpung ini Hari Proklamasi Kemerdekaan, kita punya ideologi Pancasila sebagai pemersatu, sama sekali tidak mengurangi hak Anda untuk melaksanakan ajaran agama masing-masing. Tidak sama sekali mengurangi Anda untuk menikmati kekayaan alam yang tersedia,” imbuhnya.

Kekacauan di Afganistan terjadi setelah Amerika Serikat akan menyelesaikan penarikan pasukannya sesuai dengan tenggat 31 Agustus yang ditetapkan oleh Presiden Joe Biden.

Pengambilalihan segera oleh Taliban memicu ketakutan dan kepanikan di Kabul. Penduduk takut akan stigma Islam garis keras kelompok itu, yang diberlakukan selama pemerintahan 1996-2001. Dimana sistem pemerintahan Taliban menggunakan sistem pemerintahan Islam garis keras dan melanggar hak asasi para perempuan dan anak.