Sahat Sinurat : Silaturahmi Kebangsaan Menjaga NKRI

0
10
Sahat Sinurat dan Buya Syakur

Dalam rangka menjalankan arahan Presiden Joko Widodo kepada GAMKI bahwa GAMKI diminta untuk ikut mendinginkan dan menyejukkan suasana menjelang pelaksanaan Pemilu 2024, maka GAMKI melaksanakan program Silaturahmi Kebangsaan untuk mewujudkan Pemilu Damai.

Untuk kali pertama, Silaturahmi Kebangsaan dilaksanakan pada hari Kamis, 21 Sept 2023. Ketua Umum DPP GAMKI Sahat Martin Philip Sinurat dan rombongan GAMKI berkunjung ke Pondok Pesantren Cadangpinggan, Indramayu dan bertemu dengan Prof. Dr. K. H. Abdul Syakur Yasin, MA. Atau yang akrab disapa Buya Syakur.

Buya Syakur memberikan pesan kebangsaan kepada generasi muda Indonesia untuk selalu menjaga keberagaman dan mendukung terwujudnya Pemilu 2024 yang damai dan tanpa polarisasi. “Saya berharap anak muda selalu bersatu, bekerjasama lintas agama sehingga bisa mewujudkan Indonesia Emas 2045,” kata Buya Syakur.

Sahat Sinurat menyampaikan harapan senada agar pemilu tahun depan dapat berjalan damai tanpa memecah bangsa. “Siapapun pemimpin yang terpilih adalah pemimpin seluruh rakyat Indonesia yang harus kita dukung dan hormati bersama,” ujarnya. GAMKI juga meminta arahan pesan damai dari Buya Syakur untuk dapat diteruskan kepada kader GAMKI di seluruh daerah.

Buya Syakur meminta komitmen para pemuda Indonesia untuk menjaga negara kita tanpa terkotak-kotak membeda-bedakan suku, agama, ras, dan lain-lain. “Jangan mudah terprovokasi oleh oknum-oknum tertentu. Tidak ada warga negara kelas dua dan kelas tiga di Indonesia. Semua setara di negeri kita,” jelasnya. Karena itu, Buya meminta agar calon pemimpin pada Pemilu Legislatif dan Pemiihan Presiden dilihat dari gagasan, kapasitas, rekam jejak dan program kerja. “Bukan berdasarkan politik identitas atas kesamaan suku, agama, dan ras,” tegasnya.

Setelah dari Indramayu, GAMKI berkomitmen terus menjalin silaturahmi dengan tokoh-tokoh agama lain agar bisa mendapat inspirasi dan teladan dalam menjalankan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa, bermasyarakat, dan bernegara. “Pemuda lintas agama harus menjadi agen pembawa damai yang bisa mendinginkan dan menyejukkan suasana jelang pemilu, jangan malah memanaskan dan memperkeruh situasi. Dengan demikian, melalui pemilu yang gembira kita berharap bisa terpilih pemimpin yang siap berjuangan untuk rakyat dan mau mendengar aspirasi rakyat,” urai Sahat.

Selain bertemu Buya Syakur, GAMKI juga diajak melihat komplek Ponpes Cadangpinggan, bertemu dengan para santri dan bertukar pikiran tentang bagaimana santri-santri muda di sana bisa mengembangkan potensi dan bakatnya di era modern. “Kami melihat mereka bukan lagi sebagai santri tradisional, tapi bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman, melalui pendidikan dengan pendekatan modern seperti entrepreneur, otomotif dan bidang-bidang lain yang bermanfaat di lapangan kerja seusai menempuh pendidikan di ponpes,” kata Sahat.