Diduga Varian Baru, 3 Nakes Bangkalan Meninggal Meski Sudah Divaksin

0
13

Bangkalan, Madura kini menjadi perhatian publik ketika lonjakan kasus Covid-19 semakin meningkat. Bahkan Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Bangkalan atau Rumah Sakit Umum Daerah Syarifah Ambami Rato Ebu di Bangkalan, Madura, Jawa Timur sempat berencana tutup selama tiga hari meski akhirnya ditutup hanya sehari saja. Langkah penutupan diambil setelah 18 orang tenaga kesehatan hingga pegawai RSUD Bangkalan dinyatakan positif COVID-19.

Banyaknya nakes yang terjangkit virus ini menjadi pertanyaan publik terkhusus ketika tiga nakes meninggal dunia positif COVID-19 saat kasus virus Corona di Bangkalan meningkat. Padahal ketiga nakes tersebut sudah divaksin dosis kedua.

Kecurigaan adanya varian baru diungkapkan oleh Direktur RSUD Syamrabu, dr Nunuk Kristiani. Ia mengungkapkan kepada media terdapat sejumlah keanehan pada pasien klaster baru ini. Misalnya, kata dia, pasien berkomorbid atau tidak, kondisi cepat sekali memburuk. Dan banyak sekali pasien yang meninggal di bawah 48 jam. “Rata-rata pasien datang ke rumah itu sakit itu kondisinya sudah buruk. Desaturasinya 60 hingga 80,” ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan Pakar Kesehatan Masyarakat dan Ahli Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo ketika dihubungi salah satu media. Ia mencurigai tiga nakes tersebut terpapar Corona varian baru. Nakes yang gugur merupakan dokter, perawat dan bidan RSUD Bangkalan.

Menurutnya, nakes yang telah mendapat vaksin seharusnya tidak meninggal. Sebab, meski bisa terpapar COVID-19 usai vaksinasi kondisinya tidak berat. “Seharusnya nakes yang vaksin 2 kali tidak meninggal. Kalau tertular masih bisa memang, karena vaksin tidak membuat orang tidak bisa terinfeksi, tapi kalau sakit tidak berat. Nah ini kok bisa ada 3 nakes meninggal,” jelasnya.

Windhu mengatakan, di Bangkalan sendiri hampir 100% nakes sudah disuntik vaksin. Sehingga hal itu membuatnya janggal. “Padahal nakes di Bangkalan sudah 99% vaksin. Harusnya tidak meninggal. Kalau meninggal, saya khawatirnya ini adalah varian baru,” ujarnya.

Oleh karena itu perlunya dilakukan tracing untuk mengetahui, apakah ada varian baru. “Ini harus tracing dan dilakukan whole genome sequen agar tahu varian apa di Madura yang sekarang melonjak,” urainya.