Kisah Masruri Temukan Bakat Sejahtera, Pencetak Sejarah Asian Games

0
7

Jakarta, Pelatih timnas menembak Indonesia, Masruri berbagi kisah perjuangan Muhammad Sejahtera Dwi Putra menjadi atlet menembak hingga meraih dua medali emas Asian Games 2023.

Suatu waktu pada 2016, Masruri memasang pamflet seleksi atlet menembak di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

Setelah dibuka beberapa pekan, ada beberapa nama yang mendaftar, termasuk Sejahtera.

Seleksi dasar lantas dilakukan. Masruri memutuskan Tera, sapaan Sejahtera, lolos seleksi dan akan ia melatihnya menjadi atlet menembak. Satu yang membuat Masruri yakin, ketenangan Sejahtera.

“Waktu saya seleksi, Tera baru masuk kuliah dan ada juga senior-seniornya. Dia tetap bertegur sapa dengan senior, tapi agak cuek, pendiam. Saya mikirnya ini bisa jadi bibit berpotensi,” kata Masruri.

“Akhirnya dengan ketelatenan dan kesabaran, dalam waktu enam bulan Tera sudah bisa nembak bagus dan bisa ikut kejuaraan single event di Asia Tenggara,” ucapnya pada Selasa (26/9).

Saat Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang, Sejahtera masuk daftar skuad menembak. Dalam turnamen besar pertamanya ini Sejahtera meraih medali perak.

Meski jadi satu-satunya petembak Indonesia yang meraih medali, Sejahtera tak puas. Pemuda kelahiran Jakarta, 13 April 1997 ini bertekad meraih prestasi lebih tinggi di Asian Games 2023.

Tekad itu terbayar di Hangzhou. Sejahtera meraih medali emas pertama dari nomor 10 meter running target putra pada Senin (25/9) dan emas kedua dari nomor 10 meter running target mixed run putra pada Selasa (29/9).

Tak hanya mempersembahkan emas, Sejahtera juga meraih dua perunggu dari nomor beregu. Total sudah dua emas dan perunggu yang diraihnya di Asian Games 2023. Ini sejarah bagi Sejahtera dan Indonesia.

Dua medali emas menembak ini sekaligus menuntaskan penantian 72 tahun. Sejak Asian Games pertama kali digelar, kontingen menembak Indonesia belum pernah mengibarkan bendera Indonesia di puncak tertinggi.

“Untuk perjuangan tim menembak menuju Asian Games, terutama nomor running target, pertama disiplin latihan tapi tidak bisa lepas dengan situasional. Kondisi badan. Harus jaga kondisi fisik,” kata Masruri.

“Untuk Tera sendiri terus terang memang andalan dan prediksi saya bisa dua emas. Kendala dan tantangan yang saya hadapi adalah bagaimana rumitnya menjaga kestabilan pikiran dan hati,” ujarnya.

Menjaga pikiran dan hati tetap tenang menjelang perlombaan, bukan perkara mudah. Untuk itu Masruri melakukan pendekatan psikologis agar anak didiknya bisa tampil prima di hari pertandingan.

“Mindset atlet harus benar-benar. Bahkan saya sampai berkomunikasi dengan orang-orang terdekat dari atlet itu sendiri untuk membantu menjaga pikiran,” ucap pelatih yang mengecat rambutnya dengan emas ini.

“Yang tidak kalah penting yang selalu saya tanamkan adalah rajin beribadah dan berdoa, serta doa dari orang-orang tersayang dari atlet-atlet itu sendiri, seperti orang tua dan istri.”

Tak hanya Sejahtera, Masruri juga tengah mematangkan bakat Muhammad Badri Akbar. Atlet muda ini ikut menyumbang medali perunggu dari nomor beregu running target mixed 10 meter putra.

Badri adalah adik kandung Sejahtera. Hampir mirip dengan Sejahtera, Masruri pula yang mengasah bakat menembak Badri dari nol hingga kini jadi atlet di Asian Games 2023.

“Kebetulan ketiga atlet yang sudah menyumbangkan dua emas individu atas nama Muhammad Sejahtera dan dua perunggu, tim saya didik sendiri mulai dari nol,” ucap Masruri mengisahkan.

“Badri adalah adik kandung Sejahtera yang baru saya latih hanya satu tahun setengah. Setelah saya latih, dari postur tulang belakang itu sama dengan Tera. Hanya cara jalan saja yang berbeda,” (RD)