Zainut Tauhid Saadi : Perlu Evaluasi Terhadap Pemilu Serentak 2019 Yang Memakan Korban Jiwa

0
486
Zainut Tauhid Saadi

Selepas Pemilu, hingga sekarang, setidaknya sudah 31 anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) meninggal dunia karena beratnya tugas yang mereka hadapi pada pemilu tahun ini. Karenanya, Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Zainut Tauhid Saadi, mengimbau evaluasi terhadap penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2019 yang memakan korban jiwa.

“MUI mengusulkan kepada pemerintah dan DPR untuk mengkaji ulang dan mengevaluasi penyelenggaraan pemilu serentak antara pilpres dan pileg dalam waktu bersamaan,” kata Zainut kepada wartawan di Jakarta, Minggu (21/4/2019).

Dia menuturkan, evaluasi ini penting bukan saja karena banyaknya petugas KPPS yang meninggal akibat kelelahan, tetapi juga karena pertimbangan aspek kesiapan SDM masyarakat dalam menggunakan hak pilihnya. Hal itu, kata dia, mengingat banyaknya laporan dari masyarakat bahwa tidak semua kertas suara dicoblos pemilih lantaran banyaknya kertas suara yang mereka diterima.

“MUI kembali mengimbau kepada semua pihak untuk tetap menjaga suasana aman dan kondusif, menjauhi segala bentuk provokasi dan ujaran kebencian yang berpotensi memecah belah umat, bangsa dan negara,” tuturnya.

Dia mengatakan, Pemilu 2019 telah berjalan dengan lancar, aman, dan terkendali. Di satu sisi, Menurut Zainut, masyarakat menyambut pemilu dengan rasa syukur dan gembira, walaupun di sisi lain Indonesia berduka karena pemilu telah menimbulkan korban meninggal dunia.

“Tidak kurang dari 31 orang anggota KPPS meninggal dunia, jumlah tersebut masih dinamis karena belum seluruhnya dilaporkan,” ungkapnya.

Zainut menuturkan, banyaknya anggota KPPS meninggal dunia saat menjalankan tugas, harus disikapi secara serius. “Fenomena ini tentunya sangat menyedihkan kita semuanya,” ucapnya.

Untuk itu, MUI menyampaikan duka yang sangat mendalam atas wafatnya anggota KPPS yang sedang melaksanakan tugas negara untuk mengawal hajatan nasional bangsa Indonesia. “Semoga almarhum husnul khotimah, diampuni dosa-dosanya, dan mendapatkan tempat yang mulia di sisi Allah SWT,” katanya.

Kepada pihak keluarga, kata dia, semoga diberikan kekuatan dan ketabahan dalam menerima musibah, ujian, dan cobaan yang sangat berat itu. Kepada pemerintah, MUI mengimbau agar memberikan perhatian dan imbalan sepantasnya atas jasa serta pengorbanan mereka.

Zainut mengatakan, MUI mendorong dan mendukung setiap upaya untuk melakukan rekonsiliasi nasional untuk kesatuan dan keutuhan bangsa Indonesia. Untuk itu, MUI siap menjadi mediator dan fasilitatornya. (INT)