Empat Sektor Yang Perlu Mendapat Perhatian Di Masa Pandemi Covid-19

0
47
Sahat Sinurat

Wabah pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama beberapa bulan telah memberikan dampak yang besar kepada masyarakat dunia, termasuk masyarakat Indonesia. Perekonomian dunia mengalami krisis yang lebih berat dibandingkan yang pernah terjadi sebelumnya

Sahat Martin Philip Sinurat, ST.,MT  mewakili intelektual muda menjelaskan empat sektor atau aspek yang perlu mendapat perhatian pemerintah dan masyarakat di masa Covid-19.

Penjelasan ini disampaikan Sahat dalam webinar dengan topik `Informasi dan Analisa Dampak Kebijakan Pemerintah Mengatasi Covid-19 Pada Masyarakat (Studi Kasus Pada Kabupaten Halmahera Utara)`, yang diadakan pada hari Minggu (10/5/2020).

Sahat menjelaskan empat sektor yang perlu mendapat perhatian bersama saat Covid-19 adalah sektor pendidikan, kesehatan, sosial, dan ekonomi.

Pertama, terkait sektor pendidikan, pemerintah telah menghentikan sementara proses belajar di sekolah dan perguruan tinggi untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Sebagai pengganti proses belajar di kelas, lembaga pendidikan menjalankan pendidikan jarak jauh atau pendidikan online sehingga siswa dan mahasiswa dapat belajar dari rumah di masa pandemi ini.

Namun, menurut Sahat, ada tiga pertanyaan yang harus dijawab terkait pendidikan jarak jauh ini.

Pertanyaan pertama adalah apakah jaringan internet sudah menjangkau semua daerah hingga ke pelosok desa?

Pertanyaan kedua adalah apakah semua tenaga pengajar sudah memiliki pemahaman untuk melakukan pendidikan jarak jauh berbasis internet atau e-learning?

Pertanyaan ketiga, apakah siswa dan mahasiswa (orangtua) memiliki kemampuan untuk menyediakan sarana dan prasarana pendidikan jarak jauh seperti kuota internet, laptop, komputer, ataupun perangkat sejenis lainnya.

Jika ternyata pendidikan jarak jauh ini belum bisa diakses secara merata oleh siswa dan mahasiswa, maka pemerintah terkait perlu memikirkan solusi atau pendekatan lainnya.

Jika tidak, maka pendidikan jarak jauh (online) hanya menjadi milik segelintir orang yang punya sumber daya saja.

Sektor kedua yang perlu diperhatikan adalah kesehatan. Menurut Sahat, paling tidak ada dua hal yang penting dari aspek kesehatan.

Pertama, ketersediaan sarana prasarana, tenaga kesehatan, dan alat kesehatan di setiap daerah. Ketersediaan tenaga dan alat kesehatan ini sudah menjadi isu yang terus dicakapkan. Pemerintah pusat dan daerah perlu mengalokasikan anggaran yang cukup untuk memastikan ketersediaan tenaga dan alat kesehatan, khususnya jika pemerintah akan membuka kembali aktivitas masyarakat di ruang publik.

“Hal yang kedua dari aspek kesehatan adalah kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan alat kesehatan seperti masker. Harus menjadi perhatian khususnya bagi keluarga yang tidak mampu sehingga mereka bisa tetap menjalankan aktivitas di ruang publik dengan mengikuti protokol kesehatan yang dibuat oleh pemerintah,” jelas Sahat.

Sementara itu di bidang sosial, Sahat menyampaikan semua lapisan masyarakat merasakan dampak dari wabah Covid-19.

Sahat mendukung langkah-langkah pemerintah seperti jaring pengaman sosial yakni pemberian BKH, BLT Dana Desa, Bansos, dan juga bantuan sosial dari filantropi dan komunitas masyarakat lainnya.

“Namun pemerintah perlu menggunakan data berbasis geospasial untuk mempercepat penanggulangan dampak Covid-19. Keakuratan data diperlukan untuk membantu penyaluran bantuan dari pemerintah, filantropis, komunitas dan perseorangan agar tidak tumpang tindih dan tepat sasaran,” ujar Sekretaris Umum DPP GAMKI dan Alumnus ITB

Sektor keempat yang perlu menjadi perhatian adalah ekonomi. Dampak dari Covid-19 sangat terasa di bidang ekonomi dan sangat memengaruhi pertumbuhan usaha.

Beberapa usaha di Indonesia ikut tumbang dengan situasi seperti ini, tentunya juga dengan usaha-usaha perekonomian yang dibangun oleh tiap rumah tangga di Indonesia.

“Banyak pekerja yang dirumahkan atau mendapat PHK. Pengaruh ekonomi ini akan sangat juga ditentukan dengan durasi penerapan sosial dan physical distancing. Karena itu menjelang new normal, inovasi ke arah tersebut perlu dipikirkan secara bersama. Pemanfaatan teknologi akan menjadi salah satu solusi di dalam aktivitas perekonomian. Ekonomi gotong royong juga perlu dibangun agar perekonomian dapat berjalan secara adil dan merata,” jelas Sahat.

Selain Sahat, hadir beberapa pembicara lainnya, antara lain Pakar Mikrobiologi dan juga Pembina Relawan Merah Putih Halmahera Utara, Jubhar Mangimbulude,Satgas Covid-19 Halmahera Utara, dr. Amanda Ray-ray, dan Psikolog yang juga Universitas Halmahera, Jonherz Stenlly.* (IRS)