OJK Mampu Deteksi Kelemahan Bisnis Industri Melalui OSIDA

0
33

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus melakukan inovasi sistem informasi sebagai perangkat pendukung, baik untuk pengawasan internal maupun eksternal. Saat ini OJK telah memiliki OJK Suptech Integrated Data Analytics (OSIDA) yang menggunakan otomasi analisis data terintegrasi dalam mendeteksi kelemahan proses bisnis industri. Hasil analisis data memungkinkan OJK menindaklanjuti dalam skala kebijakan yang lebih luas.

OSIDA merupakan suptech yang berfokus pada otomasi analisis data laporan Industri Jasa Keuangan (IJK) untuk mendeteksi sinyal early warning dan compliance. Hal itu diharapkan dapat mendeteksi antara lain anomali sebagai indikasi awal kelemahan governance pada aktivitas bisnis bank, potensi fraud, manipulasi data, dan ketidakpatuhan pada ketentuan.

OSIDA membantu pengawas agar dapat melakukan intervensi dan supervisory actions lebih dini sebagai langkah antisipatif. Sistem pengawasan memungkinkan pengawas untuk dapat melakukan data analytics yang lebih komprehensif, visualisasi data yang dinamis, serta analisis prediktif dan diagnostik yang lebih menyeluruh terhadap seluruh populasi data pelaporan industri perbankan di OJK.

Dengan demikian OJK disebut tidak hanya menggunakan metode sampling, tetapi dapat melakukan analisis awal secara populasi. OSIDA merupakan inisiatif pengawasan perbankan untuk membangun konsep pelaksanaan pengawasan kedepan yang inovatif dan game-changer, di luar dari hal-hal yang biasa dilakukan selama ini.

Pemanfaatan OSIDA diharapkan dapat lebih fokus pada analisis mendalam, melakukan tindak lanjut atas tinjauan yang dihasilkan dalam pengambilan keputusan.

OJK terus mendorong pelaku industri jasa keuangan menerapkan Governance, Risk, and Compliance (GRC) terintegrasi yang diinovasi dengan teknologi digital guna memastikan tata kelola dan meningkatkan pengelolaan risiko yang lebih baik.