Dokter Meninggal Dunia Akibat COVID-19 Mencapai 117 Orang

0
20

Ketua Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Adib Khumaidi menyatakan bahwa dokter yang meninggal dunia usai terinfeksi virus corona (Covid-19) sampai dengan Kamis (17/9) malam sudah sebanyak 117 orang. Belum termasuk dokter yang terpapar Covid-19 dan sedang dalam masa isolasi diri.

“Data yang kami sampaikan dokter yang meninggal 117, baru bertambah dua. Keduanya adalah dokter umum,” kata Adib, Kamis (17/9).
“Perlu kami sampaikan teman sejawat kami juga masih ada yang dirawat dan isolasi mandiri. Di dalam perawatan ada yang di ruang intensif,” lanjut dia.

Merujuk data IDI, dokter paling banyak meninggal dunia terjadi di Jawa Timur, Sumatera Utara dan DKI Jakarta.

Rinciannya, 30 meninggal di Jawa Timur, 21 di Sumatera Utara, 16 di DKI Jakarta, 11 di Jawa Barat, 8 di Jawa Tengah, 6 di Sulawesi Selatan, 4 di Bali, dan 4 di Kalimantan Selatan.

Kemudian 4 di Sumatera Selatan 3 di Kalimantan Timur, 2 di Kepulauan Riau, 2 di Yogyakarta, 1 dokter di Papua Barat, 1 di Nusa Tenggara Barat, 1 di Banten, 1 di Aceh dan 1 di Riau.

Adib merinci bahwa mayoritas dokter yang terinfeksi virus corona bukan dokter yang merawat pasien Covid-19 secara langsung. Melainkan mereka yang bertemu di poli umum, spesialis maupun di tempat praktik pribadi.

“Sebagian besar bukan merawat langsung tapi mereka melakukan tindakan pelayanan bagi pasien noncovid. Mereka kontak setelah melakukan tindakan yang ternyata pasiennya mereka Covid,” beber Adib

Melihat kejadian ini, Adib menilai proses pengecekan di awal terhadap semua pasien menjadi penting. Setiap dokter perlu melakukan pengecekan kepada pasien layanan umum.

Lebih lanjut Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, Dokter Joni Wahyuadi menjelaskan bahwa dokter yang paling banyak meninggal ialah dokter umum. Sementara dokter yang merawat pasien Covid langsung cenderung rendah angka kematiannya.

“Pengalaman kami justru merawat isolasi khusus Covid tidak ada yang kena. Yang kena adalah yang tidak merawat langsung. Artinya OTG menularkan ini yang berbahaya,” terang Joni.

Catatan Joni di Jawa Timur, dokter umum yang meninggal ada 15 orang sementara untuk dokter spesialis sebanyak 4 orang. Diakui Joni bahwa dokter umum banyak berinteraksi tapi tidak alat pelindung diri selengkap dokter yang menangani COvid-19.

“Yang terkena paling tinggi adalah dokter umum. Dokter umum biasanya kalau kena di poli praktek,” tutup dia.

Data per Jumat (11/9) pekan lalu, Jawa Timur menjadi wilayah dengan jumlah kematian dokter terbanyak yakni sebanyak 29 dokter. Kemudian Sumatera Utara sebanyak 20 dokter meninggal, DKI Jakarta 14, Jawa Barat 10, dan Jawa Tengah 8.

Diketahui, jumlah dokter di Indonesia menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2019 ialah sebanyak 81.011 orang. Sebaran terbanyak terpusat di Pulau Jawa yakni DKI Jakarta 11.365 orang, Jawa Timur 10.802, Jawa Tengah 9.747, dan Jawa Barat 8.771.

Untuk spesialis dokter paru yang bertugas sebagai dokter penanggung jawab (DPJP) pasien Covid-19 di Indonesia berjumlah 1.206. (IN)