Gadai Istri, Merujung Maut

0
342
Pembunuhan n Gadai IStri

Kasus pembunuhan salah sasaran di Lumajang menjadi viral di tanah air, dikarenakan persoalan berawal dari Isti Pelaku Pembunuhan meminjam uang dengan jaminan sang Istri. Polisi mengatakan Hori (43) diduga berencana membunuh Hartono alias Eno (40) karena menolak untuk mengembalikan istrinya, yang dijadikan jaminan untuk pinjaman uang. Namun ia ternyata membunuh orang yang salah.

Kasus pembunuhan ini mendapat perhatian besar dari masyarakat Lumajang karena motif yang diklaim tak mau kembalikan istri yang dijadikan jaminan.

Namun polisi masih berusaha untuk memastikan motif tersebut; sejauh ini mereka baru menjerat Hori dengan pasal pembunuhan berencana.

“Kasus ini mendapat perhatian dari public kami akan melakukan pendalaman dan pemeriksaan terhadap istrinya maupun terhadap Eno, sehingga kita nanti bisa merumuskan apakah ada tindak pidana selain pembunuhan berencana yang sudah kami terapkan kepada Hori,” kata Kapolres Lumajang AKBP Arsal Sahban kepada redaksi

Polisi menjelaskan bahwa kejadiannya bermula setahun yang lalu, ketika Hori meminjam uang kepada Hartono alias Eno sebesar Rp120 juta tapi Eno mengatakan bahwa ia berutang Rp250 juta.

Kemudian istri Hori, R (35) dibawa Hartono sebagai jaminan. Hori mengaku sudah berkali-kali meminta agar istrinya dikembalikan, menawarkan sebidang tanah untuk membayar utangnya; namun Eno menolak.

Pembunuhan itu terjadi di Desa Sombo, Kecamatan Gucialit, yang terletak di timur wilayah Bromo Tengger Semeru. Pada hari Senin (11/06) malam, Tersangka Hori “melihat seseorang yang mirip Eno di jalan Dusun Argomulyo”.

Ia langsung “membacok orang itu dari belakang”.

Tapi kemudian Hori menyadari bahwa yang ia bacok bukanlah Eno melainkan Muhammad Toha (34), yang masih merupakan kerabatnya sendiri. Korban langsung dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong.

Menurut Kapolres, dalam pemeriksaan awal Hori mengaku telah menggadaikan istrinya; namun dalam pengakuan terbaru, ia mengatakan tidak berniat menggadaikan sang istri, tapi tiba-tiba diambil oleh Eno.

“Saya butuh fakta-fakta yang lain untuk meyakinkan kita bahwa ada tindak pidana lain yang terkait, atau memang hanya terjadi pembunuhan berencana.” Ujar AKBP Arsal  (INT)