Presiden Tinjau Lokasi Food Estate Keroom, Papua

0
10
Foto : BPMI Stpres

Presiden Joko Widodo meninjau lumbung pangan atau food estate dalam kunjungan kerjanya di Kabupaten Keerom, Provinsi Papua, pada Selasa, 21 Maret 2023. Presiden Jokowi mengatakan bahwa pemerintah menyiapkan sekitar 10 ribu hektare untuk penanaman jagung di tempat tersebut.

“Kita di Kabupaten Keerom, Provinsi Papua, di sini akan disiapkan kurang lebih 10 ribu hektare untuk penanaman jagung. Tapi sekarang yang sudah disiapkan land clearing, kemudian pengolahan tanah baru 500 hektare, tahun depan 2.500 hektare. Tetapi yang ditanam hari ini baru 100 hektare,” ujar Presiden dalam keterangannya pada kanal Youtube Sekretariat Presidenselepas peninjauan

Dari lahan yang mulai ditanami saat ini diharapkan bulan Juni sudah dapat dilakukan panen yang pertama. Ia menekankan, kepada Menteri Pertanian dan Bupati Keerom agar menentukan secara jelas terkait pembeli atau offtaker jagung tersebut.

Tak hanya itu, Jokowi juga meminta kepastian dari pengering, pascapanen, hingga penentuan harganya, agar petani tidak ada yang dirugikan setelah panen.

“Yang beli ini siapa harus jelas, offtakernya siapa harus jelas, pengeringnya siapa yang menyiapkan harus jelas, pasca panennya seperti apa harus jelas, harganya berapa harus jelas semuanya. Sehingga petani jangan sampe nanti dirugikan setelah panen,” imbuhnya.

Menurut Jokowi, kebutuhan jagung untuk suplai pakan ternak di Papua sendiri masih kurang, baik untuk ayam petelur, ayam pedaging, maupun untuk babi dan sapi.

Oleh karena itu, Jokowi mendorong agar hasil dari penanaman jagung di food estate tersebut dimanfaatkan secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak di Papua.

“Tadi saya suruh nyiapin offtaker-nya yang beli ini siapa. Karena di sini pun masih kurang supply jagung untuk pakan ternak, kurang, masih kurang, baik untuk ayam petelur, ayam daging, maupun untuk babi dan sapi,” jelas Jokowi.

Meski Papua dinilai cocok untuk ditanami jagung, namun untuk tanam pertama kemungkinan belum bisa menghasilkan produktivitas seperti di Jawa.

“Saya lihat ini feasible karena tanahnya rata, datar, hanya memang tidak mungkin sekali tanam bisa menghasilkan kayak di Jawa 10 atau 11 ton. Mungkin pertama enggak apa-apa 4 ton atau 5 ton, saya kira baik. Nanti penanaman kedua naik lagi menjadi 6 ton, yang ketiga baru biasanya setelah ketiga itu baru berada pada posisi yang baik,” kata Jokowi.