BI Luncurkan Tujuh Pecahan Uang Baru

0
14
uang pecahan baru 2022

Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) resmi meluncurkan tujuh pecahan uang baru 2022. Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI Marlison Hakim mengungkap perbedaan antara uang baru emisi 2022 dengan emisi 2016.

Perbedaan itu jelas pertama pada desain agar lebih dikenali, kemudian teknologi peningkatan keamanan untuk menyulitkan pemalsuan, dan masa edar yang lebih lama. Ketiga hal itu berdasarkan evaluasi dari uang emisi 2016, kemudian saran dari berbagai kalangan masyarakat.

Berkaitan dengan desain, Marlison mencontohkan bagaimana desain uang pecahan Rp 2.000 sulit dibedakan dengan pecahan Rp 20.000. Untuk itu, uang kertas baru kali ini didesain dengan meningkatkan kontras warna yang sebelumnya monokrom kini lebih colorful atau dengan warna yang lebih mencolok.

“Masukan yang paling banyak masuk ke kita banyak orang memberikan masukan uang Rp 20.000 dengan Rp 2.000 terutama yang sulit dibedakan terutama pada pencahayaan yang kurang. Masyarakat sulit mengenalinya,” katanya dalam Taklimat Media secara virtual, Kamis (18/8/2022).

Meski begitu, BI tidak mengubah warna dasar dari masing-masing pecahan tersebut. Menurut Marlison, masyarakat sudah mengenali warna-warna uang pecahan itu sebagai identitas.

“Misalnya warna Rp 100.000 image di masyarakat itu warna merah. Warna merah itu kita pertahankan, karena masyarakat sudah mengenal. Tetapi kita tingkatkan kontras warnanya, unsur kepahlawanan juga kita pertajam lebih menyerupai gambar aslinya yang kita ambil di Kemensos misalnya,” lanjutnya.

Gambar di belakang uang juga dipertajam, mulai dari bunga, gambar penari, hingga gambar tempat wisata yang tergambar. Contohnya pada uang Rp 10.000, Taman Nasional Wakatobi, BI mengatakan pihaknya mempertajam detail seperti unsur ikan hingga karang di ilustrasi itu.

Soal desain tidak sampai di situ, penempatan benang pengaman juga diubah. Jika uang yang lama posisinya tiap uang berbeda-beda, pada uang baru 2022 diselaraskan untuk diletakkan di sisi kiri.

“Benang pengaman sebelumnya kita aga zig-zag, nah sekarang kita sejajarkan di kiri. Menarik pada Rp 100.000 kita sesuaikan dengan ketokohan dwitunggal Soekarno dan Hatta agar lebih berdekatan satu dengan yang lain. Kalau yang lalu di tengah banyak yang mengasumsikan seperti menjadi pembatas,” tuturnya.

Kemudian, berdasarkan usulan masyarakat tuna netra tidak cukup mengetahui nominal uang kertas dengan kode tuna netra atau Blind Code. Tetapi mereka akan lebih mudah lagi membedakannya dengan ukuran uangnya.

Untuk itu, uang yang baru selisih ukurannya mencapai 5 mm, sementara uang lama hanya 2 mm. Marlison menjelaskan jadi uang yang baru saat ini semakin nominalnya akan semakin kecil juga ukurannya. (CPK)