Ditaksir Perputaran Uang mencapai Rp 23,8 Triliun pada Momen Nataru

0
15

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memproyeksikan libur Natal dan tahun baru (Nataru) tahun ini berpotensi menggairahkan ekonomi di daerah. Khususnya wilayah yang mayoritas merayakan Natal. Kadin menaksir perputaran ekonomi akan mencapai nilai Rp 23,8 triliun dengan beberapa jenis konsumsi masyarakat pada usaha berbagai sektor.

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Sarman Simanjorang membeberkan, data dari Kementerian Perhubungan menunjukkan pergerakan warga selama libur akhir tahun ini sebesar 16,35 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Atau sekitar 44,7 juta orang. Jumlah itu lebih banyak daripada tahun 2021 sebesar 19,9 juta orang.

“Kenaikan itu akibat kebijakan yang sudah memberikan kelonggaran atas perjalanan dan keuangan warga yang sudah mulai pulih. Sehingga di akhir tahun sangat memungkinkan pulang kampung dan berwisata,” ujarnya.

Sarman menjelaskan, dengan jumlah penduduk yang mudik sekitar 44,7 juta atau setara dengan 11.925.000 keluarga, dan setiap keluarga membawa uang rata-rata Rp 2 juta saja, perkiraan perputaran uang mencapai Rp 23,8 triliun. “Angka ini masih berpotensi lebih. Namun, kita ambil angka rata-rata yang paling moderat saja. Perputaran uang itu akan menggairahkan bisnis para pelaku UMKM di daerah,” ungkapnya.

Menurut Sarman, uang akan berputar sejak bepergian dari rumah. Seperti pembelian tiket bagi yang naik angkutan umum atau BBM yang memakai kendaraan pribadi.

Kemudian akan berputar di warung dan restoran selama perjalanan pergi pulang, penginapan di hotel, belanja di lokasi wisata, pembelian oleh-oleh khas daerah, serta kebutuhan perayaan Natal dan tahun baru bersama keluarga.

Perputaran uang tersebut akan mampu mendongkrak konsumsi rumah tangga di berbagai daerah yang akan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal IV 2022. Sehingga akan mampu membawa pertumbuhan ekonomi nasional 2022 mencapai di kisaran 5,0–5,3 persen sesuai yang diharapkan pemerintah.

Sementara itu, Kementerian Perdagangan menyatakan telah melakukan berbagai upaya dalam mengendalikan inflasi, khususnya menjelang Natal 2022 dan Tahun Baru 2023. Sebab, momen Nataru rentan terhadap peningkatan inflasi karena tingginya permintaan.

“Kami dari Kementerian Perdagangan sudah melaksanakan rapat koordinasi nasional dengan berbagai pihak mengenai persiapan hari besar keagamaan nasional, khususnya menghadapi Nataru,” ujar Kepala Badan Kebijakan Perdagangan (BKP) Kemendag Kasan.