Ini Sejarah Perayaan Halloween

0
87

Tanggal 31 Oktober yang jatuh setiap tahunnya diperingati sebagai Halloween. Di sejumlah negara, Halloween merupakan perayaan yang berkaitan dengan para arwah, dewa-dewi, penyihir, bahkan setan dan roh-roh jahat.

Meski terkesan menyeramkan, di negara-negara Barat seperti Eropa dan Amerika, perayaan Halloween identik dengan mereka yang mengenakan kostum-kostum seram serta lentera dari labu yang dilubangi membentuk wajah Jack O’Lantern.

Dilansir History, perayaan Halloween berakar dari festival bangsa Celtic kuno yang hidup sekitar 2.000 tahun lalu. Kala itu, mereka merayakan sebuah festival Samhain yang dilakukan setiap tanggal 1 November.

Mereka meyakini bahwa pada malam sebelum tahun baru, batas antara dunia mereka yang hidup dan mati menjadi kabur. Oleh karena itu, tanggal 31 Oktober diperingati sebagai festival Samhain yang diyakini bahwa roh orang-orang mati akan kembali ke Bumi.

Kehadiran roh-roh dari dunia lain ini menyebabkan masalah dan kerusakan tanaman. Walau demikian, mereka konon bisa membantu para pendeta Celtic atau druid untuk meramal masa depan.

Untuk memperingati peristiwa tersebut, pendeta Celtic akan membuat api unggun besar yang sakral sebagai tempat orang-orang berkumpul untuk membakar tanaman dan hewan sebagai pengorbanan bagi para dewa Celtic.

Selama perayaan, bangsa Celtic mengenakan kostum yang biasanya berasal dari kepala dan kulit binatang, dan mereka saling menceritakan nasib satu sama lain.

Ketika perayaan itu selesai, mereka menyalakan perapian dari api unggun suci untuk membantu melindungi mereka selama musim dingin yang akan datang.

Sebagian besar keturunan Bangsa Celtic kini berada di Irlandia, Inggris, dan Prancis utara.

Pada abad ke-7 Masehi, Gereja Katolik Roma mengubah All Saints Day atau All Hallows, hari perayaan orang-orang kudus gereja, menjadi 1 November. Ini berarti malam All Hallows jatuh pada 31 Oktober.

Dua abad kemudian, pengaruh Kekristenan telah menyebar ke tanah Celtic, yang masih memertahankan Festival Samhain.

Perayaan malam All Hallows pun mirip dengan Festival Samhain, yakni dengan api unggun besar, parade, dan memakai kostum sebagai malaikat atau iblis.

Perayaan yang sebelumnya disebut sebagai All Hallows Eve, kemudian dikenal sebagai Halloween.

 

Seiring berjalannya waktu, Halloween pun berubah menjadi kegiatan atau tradisi menyenangkan bagi orang dewasa dan anak-anak dan jauh dari kata sihir dan lain-lain.