Menristekdikti Muhamad Nasir Resmikan Laboratorium Hasil Kerja Sama dengan UGM dan Honeywell

0
356
Laboratorium dilengkapi kemampuan Augmented Reality dan Virtual reality (AR/VR)

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhamad Nasir meresmikan laboratorium yang bisa menghubungkan tiga laboratorium di tiga kampus via teknologi awan pertama di Indonesia di Fakultas Teknik UGM.

Laboratorium yang merupakan hasil kerja sama dengan UGM dan Honeywell ini dilengkapi dengan teknologi simulasi canggih dengan kemampuan Augmented Reality dan Virtual reality (AR/VR). Laboratorium yang dibangun oleh Honeywell, salah satu perusahaan teknologi terkemuka dari Amerika Serikat ini menjadi laboratorium yang terhubung dengan dua laboratorium sebelumnya yang dibangun Honeywell di kampus UI dan ITB.

Muhamad Nasir mengatakan, keberadaan laboratorium terhubung dengan kemampuan teknologi simulasi ini semakin melengkapi keberadaan laboratorium teknologi sebelumnya yang ada di UI untuk bidang teknologi automatisasi gedung serta bidang processing solution penyulingan minyak bumi yang ada di ITB.

”Saya harap laboratorium ini bisa dimanfaatkan dengan sebaiknya oleh warga kampus,” kata Nasir seperti yang dilansir dari website UGM, Jakarta, Rabu(28/11/2018).

Nasir mengharapkan keberadaan laboratorium teknologi simulasi untuk kegiatan industri ini bisa mendukung proses pembelajaran dan karya inovasi teknologi yang dihasilkan dari kampus.

“Sebuah universitas akan mati apabila tidak melakukan inovasi. Sebab, jumlah penduduk dan sumber daya yang besar tidak menjamin kita sebagai negara pemenang, namun harus punya inovasi,” katanya.

Nasir mengaku prihatin hasil riset dari perguruan tinggi yang menurutnya belum sejalan dengan kebutuhan dunia industri dan masyarakat.”Peneliti asyik dengan dunianya sendiri tapi tidak melihat apakah riset yang dilakukannya dibutuhkan atau tidak,” katanya.

Untuk meningkatkan jumlah riset yang inovatif dan tepat guna, menteri akan mendorong perguruan tinggi untuk melakukan hilirisasi riset serta mempertimbangkan untuk menggabungkan beberapa perguruan tinggi agar terjadi optimalisasi, “Jumlah perguruan tinggi kita itu ada 4600-an, dua kali lipat dari China yang hanya 2.284 dengan penduduk lebih dari 1 miliar,” katanya.

Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan UGM, Prof. Dr. Ir. Djagal Wiseso Marseno, menyambut baik dengan diresmikannya laboratorium simulasi canggih yang terkoneksi dengan dua laboratorium di kampus UI dan ITB. Ia mengharapkan keberadaan laboratoium ini bisa menarik mahasiswa untuk belajar soal teknologi simulasi di dunia industri. “Semoga bisa menarik dosen dan mahasiswa sehingga bisa melahirkan banyak inovasi dan kreativitas,” katanya.

Manager Honeywell Building Solutions, Yustinus Sigit, mengatakan laboratorium teknologi yang dibangun honeywell di UGM dilengkapi teknologi simulasi canggih ini akan terhubung dengan dua laboratorium di UI dan ITB melalui teknologi awan (cloud). “Laboratorium ini untuk pertama kalinya di dunia kita menghubungkan ketiga laboratorium lewat teknologi awan, tujuannya agar ketiga kampus dapat berkolaborasi dalam mengembangkan pengetahuan para calon insinyur masa depan Indonesia,” katanya.

Dia menjelaskan laboratorium ini dilengkap experion PKS Orion serta perangkat AR dan VR untuk mempelajari beragam aktivitas industri yang rumit melalui proses simulasi serta pengendalian perangkat dan alat dalam situasi berisiko tinggi. “Teknologi simulasi yang ada di UGM memungkinkan bagi peneliti dari ketiga kampus untuk menggunakan fasilitas laboratorium ini,” katanya. (INT)