Laporan Keuangan PT Garuda Janggal Perlu Keterbukaan

0
302
pt garuda indonesia

Laporan Keuangan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) tengah menjadi sorotan. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) dalam laporan keuangan 2018 meraup laba bersih US$ 809,85 ribu atau setara Rp 11,33 miliar (kurs Rp 14.000). Laporan keuangan perusahaan 2018 dianggap ada kejanggalan, dimana GIAA ternyata mampu mencatatkan laba bersih di 2018 lantaran memasukkan piutang ke dalam pendapatan.

Peneliti dari Integritas Studies Centre (ISC) Imelda Rosalyn menilai bahwa laporan keuangan adalah menjadi indicator mengukur suatu perusahaan itu sehat atau sakit atau orang mengatakan prospek untung.

Apalagi Garuda Indonesia sahamnya sudah tercatat di pasar modal tentunya harusnya berhati-hati dan transfaran terhadap apapun karena masyarakat luas (investor)  akan menilai.

“Memasukan piutang kedalam pendapatan tentunya secara system tidak masalah namun seraca umum menjadi kendala dikarenakan orang awam menilai laba itu keuntungan bersih tanpa terkecuali” Ujar Imel memberikan keterangannya via sambungan telp kepada redaksi, Sabtu, 26/04/2019.

Imelda menambahkan tentunya tidak salah bilamana kementrian dan pihak terkait memanggil manajemen PT Garuda untuk menjelaskan persoalan tersebut.

Terbukti reaksi investor yang memegang saham Garuda cukup negatif saham Garuda anjlok buktikan bahwa dugaan pembukuan laporan keuangan yang tak sesuai prosedur menciptakan distrust di kalangan investor.

Kementrian dan Management Garuda harus serius mengatasi polemic laporan keuangan ini, karena bilamana tidak diselesaikan dengan baik menjadi catatan buruk dan kehilangan kepercayaan dari masyarakat. Ujarnya

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sendiri berencana memanggil manajemen emiten berkode ticker GIAA itu. Pemanggilan tersebut berkaitan dengan kabar anehnya laporan keuangan perusahaan.

Saham GIAA sendiri dibuka di level Rp 500 hari ini. Namun sejak pembukaan perdagangan, saham GIAA terus turun hingga ke level Rp 462.

Hingga penutupan perdagangan, saham GIAA ditransaksikan 5.479 kali dengan volume 540.558 lot saham. Nilai transaksi sahamnya sendiri sebesar Rp 25,7 miliar. (INT)