Lingkungan Pesantren Berpotensi Menjadi Klaster Penyebaran Covid-19

0
17
Wakil Presiden Ma'ruf Amin

Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta, demi mencegah penyebaran Covid-19, pengelola pondok pesantren harus memikirkan prosedur penerimaan kembali para santri sesuai protokol kesehatan. Menurut dia, masih banyak pesantren yang kondisinya kurang layak huni, misalnya ruang tidur yang kadangkala diisi santri dengan jumlah melebihi kapasitas ideal.

“Pesantren ini kan banyak yang tempatnya dempet-dempetan, [ada yang] satu kamar itu mestinya lima orang, tapi dipakai untuk 15 orang. Saya kan alumni pesantren, jadi tahu. Memang pesantren itu kan begitu, apa adanya,” ungkap Ma’ruf.

Karenanya, Ma’ruf Amin menyebut pondok pesantren berpotensi menjadi klaster baru penyebaran virus corona jika tak diantisipasi serius sejak awal. Peringatan ini ia sampaikan demi pencegahan di tengah pertemuan dengan perwakilan organisasi Islam.

“Kalau tidak dipersiapkan dengan baik, ini [pesantren] bisa menjadi klaster baru. Ini yang saya lebih takutkan,” kata Ma’ruf Amin seperti dikutip Antara, Minggu (19/7).

Selain itu, penyebaran virus penyebab Covid-19 di lingkungan pesantren berpotensi terjadi secara cepat mengingat umumnya santri dan para pengasuh atau pengajar berasal dari berbagai daerah. Karena itu sebelum penerimaan kembali santri ke asrama, persiapan tes dan penyediaan sarana kesehatan di pondok pesantren wajib dipastikan mumpuni.

“Pesantren ini kan kalau tidak dipersiapkan, ini bisa bahaya. (Misalnya) Datang anak, kemudian ada yang terpapar; maka itu bisa menjadi klaster baru di pesantren itu,” sambung dia lagi.Ma’ruf pun mewanti seluruh pengurus pondok pesantren untuk menerapkan protokol kesehatan dengan ketat ketika hendak memulai kembali kegiatan belajar-mengajar secara tatap muka.

Pengurus pesantren diminta memberlakukan rapid test terhadap seluruh santri dan pengajar sebelum memulai kegiatan pembelajaran di pondok. Tak hanya itu, sarana kesehatan di lingkungan pesantren pun harus memenuhi standar protokol kesehatan–yakni memiliki tempat cuci tangan, sanitasi dan tempat wudhu yang bersih.

“Pertama, yang masuk harus steril, jadi harus di-rapid test dulu bahwa dia tidak terinfeksi. Kemudian ada tempat cuci tangan dan sebagainya, kamarnya diatur dengan baik. Kalau tidak begitu, maka pesantren bisa menjadi klaster baru untuk COVID-19,” ia menjabarkan. (PC)