Penerapan The New Normal Didukung Para Pengusaha

0
92
Penerapan the new normal mendapat dukungan para pengusaha

Penerapan the new normal mendapat dukungan dari para Pengusaha. Rencananya aktivitas ekonomi kembali dibuka setelah lebaran di tengah pandemi virus corona (covid-19). Penerapan the new normal tersebut akan mengedepankan protokol kesehatan guna mencegah penularan penyakit.

Mengutip hasil riset Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, yang memprediksi kegiatan ekonomi bisa kembali berjalan pada Juni, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Adhi Lukman mengungkapkan terhentinya kegiatan terlalu lama membuat dampak berat bagi ekonomi.

“Prinsipnya setuju (hasil riset Denny JA), agar perekonomian bisa mulai jalan lagi. Karena sekarang semua kena dampak dan akan berat buat Indonesia kalau terlalu lama berhenti,” ujarnya, dikutip Senin (18/5).

Adhi sepakat dengan riset tersebut bahwa pembukaan aktivitas ekonomi dimulai pada daerah yang menunjukkan kurva melandai. “Daerah yang mulai membaik prediksi saya bisa Juni dibuka,” imbuhnya.

Adhi juga menanggapi penolakan dari asosiasi pekerja yang menolak hasil riset tersebut. Ketua Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek) Mirah Sumirat menduga riset tersebut merupakan ‘pesanan’ dari pihak tertentu dan tidak mewakili secara utuh fakta di lapangan.

“Tiap orang punya pandangan sendiri-sendiri. Tidak masalah, yang penting sekarang kita harus realistis untuk tetap waspada. Namun ekonomi tidak boleh berhenti,” jelasnya.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey berharap sektor ritel mendapatkan kembali keleluasaan dalam menjalankan operasionalnya. Hal ini dikarenakan ada sejumlah daerah yang membatasi jam operasional selama pandemi covid-19.

“Pembatasan jam operasional itu menimbulkan keramaian dan penumpukan pelanggan, tapi kalau normal pelanggan sudah terbiasa dengan jamnya masing-masing,” katanya.

Ia menilai sektor ritel menjadi salah satu sektor yang menempati urutan prioritas untuk dapat beraktivitas normal kembali. Sebab, masyarakat masih tetap membutuhkan konsumsi meski terjadi pandemi corona. Jika ritel kembali bergerak, ia yakin konsumsi masyarakat ikut terdongkrak.

“Prinsip dasarnya kami siap jalankan itu, untuk melayani kebutuhan pokok dan supaya produktivitas kami untuk menyelesaikan tanggungan tenaga kerja, utang cicilan bunga, dan sebagainya. Supaya ekonomi tetap jalan karena pertumbuhan ekonomi ditopang oleh konsumsi rumah tangga,” terang dia.

Sebelumnya, LSI mempublikasikan riset ‘Indonesia Kembali Bekerja: Lima Kisi-kisi’. Riset tersebut menilai ekonomi Indonesia bisa berjalan jika ada pelonggaran pembatasan. (INT)